Minggu, 22 Juli 2012

Menulis Dengan Mata


Kata demi kata kueja perlahan-lahan
Mencari segelumit kalimat yang akan keluar
Lirikku menyentuh pelan
Mencoba mendaratkan di
catatan fajar

Lalu diam-diam kalimat mulai
menggeliat
Menjulurkan sebuah pertanyaan
Hai, benarkah mata berfungsi
untuk melihat?
atau hanya menjadi salah satu
Alat kezhaliman

Apakah sejauh ini matamu manfaat?
Atau hanya sekedar pajangan ruang
tamu di ujung pintu
lalu jawabku mulai didikte, diputar,
dibuat bingung hebat mengapa gerangan
bertanya kepadaku?

Mata menuliskan sesuatu di
selembar kertas
Sedikit demi sedikit ia menulis
dengan tetes airnya
Lalu tertulis disitu, "zhalim tak terbatas!"
Dan lemahlah badan karenanya

Zholim mata, tak terbatas tak terasa.





Singapore, 22 juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar